Meski terkesan aneh, tapi masih ada aja tuh orang yang make ungkapan-ungkapan berikut ini.
Kita semua pasti pernah mempelajari materi peribahasa seperti majas, serta gaya bahasa yang lainnya, kata-kata yang digunakan di dalam kalimat tersebut punya makna yang sama sekali berbeda dengan arti harafiah. Misalnya,
“Berakit-rakit dahulu, berenang-renang ke tepian”
tidak berarti ada orang betulan yang membuat perahu dan berenang dari tengah laut. Kalimat tersebut adalah nasehat agar orang berusaha keras dulu, baru menikmati hasilnya.
Meski demikian ada beberapa lagi ungkapan Bahasa Indonesia yang sebenarnya aneh lho, kalau dipikir-pikir. Arti dari kalimat-kalimat ini tidak cocok untuk perumpamaan, dan tidak cocok pula untuk terjemahan harafiah. Yuk, coba kita simak beberapa di antaranya:
1.Tebak-Tebak Buah Manggis
Biasanya ini disebut ketika sedang ada yang bermain teka-teki, tebak-tebakan, atau ada pihak yang ingin mengira-ngira sesuatu dari pihak lain.
Pertanyaannya, kenapa harus buah manggis.Kenapa bukan buah lain: cempedak, buah naga, atau jeruk Bali?
Apa pula hubungan buah manggis dengan tebakan , apakah karena buah manggis tidak tertebak rasanya ketika dibelah dan dilihat, maka harus dimakan? Atau karena kata “manggis” terdengar lebih misterius dari buah lain?
2. dari Hongkong
Bagi yang tidak pernah mendengar ungkapan ini, ini adalah kata-kata yang diucapkan ketika seseorang ingin mengekspresikan sedikit kemarahan, reaksi agak kaget, dan mengatakan ‘tidak mungkin’ atas sesuatu yang diungkapkan oleh lawan bicaranya. Salah satu contoh konteks pembicaraannya adalah sebagai berikut:
Andi, Eh, transferin uang 2 juta dong ke rekening gue.
Basron Dua juta dari Hongkong! Mana punya duit gue!
Nah, pertanyaannya sekarang: kira-kira, kenapa harus dari Hongkong ya? Apa karena Hongkong adalah simbol daerah yang terlalu jauh dan sulit dijangkau, tapi kenapa harus Hongkong? Pilih saja yang jauh sekalian: Kazakhstan, Abu Dhabi, Sri Lanka, Sudan, Turkmenistan… Masih jadi misteri sih, sepertinya
3.Malu-Malu Kucing
Mungkin kamu sudah sering juga mendengar ungkapan ini, saat disebut untuk mendeskripsikan orang-orang yang pemalu, agak menutup diri untuk bersosialisasi, tapi sebenarnya mau diajak bergaul.
Namun, di lain sisi, perlu juga kamu ketahui fakta ini: Mereka jelas-jelas tidak pemalu! Mungkin harus diganti jadi malu-malu kura-kura, mengingat kura-kura selalu memasukkan kepalanya ke cangkang setiap kali ada orang yang datang?
Dia anaknya memang suka malu-malu kura-kura, kira-kira begitu nanti penggunaannya dalam kalimat. Hmmm
4.Banci Kaleng
Ungkapan dengan majas peyorasi ini sebenarnya merujuk pada transgender dan waria yang ada di Indonesia, atau yang sering disebut dengan ‘banci’. Yang masih tidak jelas dari istilah untuk menyebut kelompok yang katanya ditakuti oleh para pria ini adalah adalah embel-embel ‘kaleng’ yang mengikuti julukannya. Kira-kira, kenapa harus ‘kaleng.
Dari segi penampilan, sudah jelas wajah mereka tidak terlihat seperti kaleng, dan badannya juga tidak berbunyi kerincing kerontang seperti bunyi kaleng yang diketuk.
5.Jin Buang Anak
Bagi yang tinggal di Bekasi, ataupun daerah luar Jakarta yang bukan kota besar dan tidak dikunjungi banyak orang, mungkin kamu sering sekali mendengar hal ini:
Tempat tinggal lo jauh amat, kayak tempat jin buang anak.
Ungkapan ini jelas menggambarkan sebuah tempat yang sangat terpencil, sangat sepi. Mungkin bahkan bukan sekedar tempat berhantu tapi juga tempat di mana hantu-hantu ini tak lagi mau tinggal karena tempatnya yang terlalu jauh. Pernahkah kamu bertanya-tanya, mengapa harus ‘buang anak’ yang jadi sebutannya? Kenapa bukan kegiatan yang memang butuh tempat sepi atau menyendiri misalnya, jin buang air besar, atau, jin kebelet pipis.
6. Lebaran Monyet
Sering disebut dalam konteks kejadian yang terlalu mustahil untuk terjadi, jika digunakan dalam kalimat, kira-kira ungkapan yang satu ini akan jadi seperti berikut:
Xugi ,Menurut lo, muka gue mirip sama Tom Cruise, nggak?
Yanti, Yaelah, sampe lebaran monyet juga nggak ada mirip-miripnya lu sama Tom Cruise!
Barangkali ada yang punya ide: kenapa kemustahilan ini harus digambarkan dengan momen Lebaran, dan kenapa harus monyet? Kenapa bukan hal lain Natalan landak semut’ misalnya, atau ‘Paskahan orong-orong’ yang lebih mustahil lagi?
Ternyata banyak juga, ya, kata-kata yang sering sekali kita sebutkan tapi sebenarnya punya arti yang agak aneh. Selain yang sudah disebutkan tadi, apa lagi ungkapan aneh yang pernah kamu dengar?
0 Responses to 6 Ungkapan yang di Pake Hingga Sekarang